Polisi berjaga di gang masuk lokasi penangkapan Joko Parkit, Minggu (23/9/2012). Joko ditangkap karena diduga terkait jaringan terorisme. |
"Kalau sempat digunakan, diyakini punya daya ledak besar. Casing-nya rice cooker ada bom pipa, ada bom botol, yang digunakan untuk target berbeda. Rice cooker ini
kandungannya lebih dibandingkan pipa," kata Kepala Biro Penerangan
Masyarakat Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar di Mabes Polri,
Jakarta Selatan, Senin (24/9/2012).
Bom tersebut ditemukan sesuai penggeledahan di rumah delapan terduga teroris yang
ditangkap di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (22/9/2012). Mereka adalah RK
(45), YP (60), FN (18), BN (24), K (43), IV (35), N (46), dan
pemimpinnya Badri Hatono atau Toni
(45). Di kediaman Badri di Desa Griyan, Pajang, Laweyan, Solo
ditemukan sebelas detonator, pupuk urea, belerang, dan bahan-bahan
campuran. Kemudian di lokasi lainnya ditemukan bom cair
nitrogliserin,empat bom pipa aktif, black powder, dan bahan peledak
lainnya.
lainnya.
Boy menjelaskan, ini merupakan rakitan bom baru dengan
kandungan yang lebih bervariasi lagi. Bom tersebut tak hanya menggunakan
bahan-bahan kimia bentuk padat, tetapi juga cairan kimia yakni
nitrogliserin. Campuran bahan kimia cair tersebut, menurut Boy, untuk
memberi efek bakar yang lebih dahsyat lagi.
"Dari sejumlah olah
TKP yang dilakukan itu, adanya cairan kimia ini termasuk temuan baru,"
terang Boy. Jika meledak, diperkirakan dampaknya sampai radius sekitar
100 meter. Menurut Boy, dari hasil penelusuran sementara, bom rakitan
tersebut mirip dengan bom yang meledak di Hotel JW Mariott pada 5
Agustus 2003.
"Ini juga pernah terjadi di bom yang dirakit untuk
bom di JW Mariott tanggal 5 agustus 2003 lalu, itu juga ada bahan-bahan
campuran yang bahan cairan, ya. Tapi itu di samping bahan-bahan kimia
dicampur deterjen juga," terang Boy. Target atau sasaran aksi teror
untuk meledakkan bom ini belum diketahui.
Seperti diberitakan
sebelumnya, Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menangkap Badri dan
sembilan terduga teroris lainnya di tempat terpisah. Badri dan
kawan-kawannya, yakni RK (45), YP (60), FN (18), BN (24), K (43), IV
(35), dan N (46) ditangkap di Solo.
Kemudian, di Kalimantan Barat,
Densus 88 meringkus Anggri Pamungkas (18) di perbatasan Desa Cobra
dengan Desa Bloyang, Kecamatan Belimbing Hulu, Kabupaten Melawi,
Kalimantan Barat, Sabtu (22/9/2012). Esoknya, Minggu (23/9/2012),
Densus 88 menangkap Joko Tri Priyanto (45) atau Joko Parkit
di rumah kerabatnya, Mondokan, kecamatan Laweyan, Solo. Joko Parkit
dikenal sebagai pemimpin Kelompok Laweyan, basis pendukung Noordin M Top
di wilayah Solo. Joko bebas 2007, setelah sebelumnya dihukum tiga tahun
penjara karena menyembunyikan Noordin M Top seusai peledakan bom di
Kedutaan Besar Australia.
Sementara sebelumnya, kelompok ini
terungkap saat terjadi ledakan bom rakitan di sebuah rumah Jalan
Nusantara, RT 04 RW 13, Beji, Depok, Jawa Barat, Sabtu (8/9/2012) .
Rumah kontrakan tersebut diketahui menjadi tempat penyimpanan bahan
peledak. Terduga teroris ikut jadi korban pada ledakan tersebut, yakni
Wahyu Ristanto alias Anwar yang akhirnya meninggal dunia di RS Polri,
Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (12/9/2012), akibat luka bakar serius
di bagian wajah dan lehernya.
Kemudian dua terduga teroris
menyerahkan diri. Keduanya yaitu Thorik yang menyerahkan diri ke Pos
Polisi Jembatan Lima, Jakarta Barat Minggu (9/9/2012) sore dan Yusuf
Rizaldi (42)alias Abu Toto ke Polsek Pangkalan Susu, Langkat Sumatera
Utara sekitar pukul 13.30, Rabu (12/9/2012).
Setelah itu, dua
terduga teroris ditangkap di Jalan Jombang Raya Sektor IX Bintaro,
Tangerang Selatan, Banten, Senin (17/9/2012) siang. Keduanya yakni A
alias J (33) dan A alias S. Seusai penangkapan, Polisi menggeledah rumah
di Tambun, Bekasi. Di sana Polisi memboyong A.
Dre@ming Post______
sumber : kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar