Biadab! Perampok Sikat Harta & Perkosa Ibu Guru...

Kutai - Seorang ibu guru di Kutai Kartanegara, Kaltim dirampok dan diperkosa 5 pelaku di rumahnya. Saat Baca Lagi ...

Perkosa & Bunuh Bocah 3 Tahun, Pria India Dihukum...

New Delhi, - Seorang pria berusia 56 tahun divonis mati oleh pengadilan India karena memperkosa dan Baca Lagi ...

Check In Bareng Dua ABG, Ketua RT Ditemukan Tewas...

JAKARTA - Jajat Sudrajat (48), ditemukan tak bernyawa di Hotel Rio, Jl. Jatinegara Timur 2 No. 7, Baca Lagi ...

Inilah Pesaing Terberat Indonesia di ajang Pemilihan...

JAKARTA - Inilah Ji Dan Xu, 22, wanita cantik bermata rada sipit asal China yang disebut-sebut bakal jadi Baca Lagi ...

Lebih Dari 100 Makam Dirampok, Jasadnya Digunakan...

Porto-Novo - Lebih dari 100 makam di sebuah kompleks kuburan di Benin, Afrika Barat dibongkar dan dirampok Baca Lagi ...

Capres yang Muncul Tua-tua

Sabtu, 6 Agustus 2011 | 12:59

JAKARTA - Mulai maraknya bursa bakal calon Presiden 2014-2019 belakangan ini juga menunjukkan masih melekatnya tradisi gerontokrasi atau kekuasaan oleh orang-orang tua. Ini terlihat dari usia para bakal capres yang umumnya sudah di atas 60 tahun pada tahun 2014.

Demikian disampaikan anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Budiman Sudjatmiko ketika dihubungi dari Jakarta, Sabtu (6/8/2011).

Jika melihat bursa bakal capres belakangan ini, mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani adalah yang paling muda, yaitu berumur 52 tahun pada 2014. Lainnya, rata-rata sudah di atas 60 tahun pada tahun 2014 seperti Hatta Rajasa (61), Ani Yudhoyono (62), Prabowo Subianto (63), atau Aburizal Bakrie (68).

Budiman yang sedang berada di London, Inggris, menuturkan, tradisi gerontokrasi terjadi karena dua faktor. Pertama, banyak orang tua yang sekarang merasa berhak berkuasa karena mereka tidak bisa mengambilnya
di masa Orde Baru. Kedua, kaum muda masih dianggap kurang berpengalaman.

Kasus yang menimpa politisi muda, seperti mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin yang belum berumur 35 tahun, makin menguatkan pendapat bahwa belum saatnya anak muda mengambil posisi puncak. "Sejumlah tokoh senior yang disebut dalam bursa bakal capres, memang ada yang menginginkan pembaharuan dan berpikiran maju. Namun, kaum muda tetap perlu aktif dalam wacana ini, karena sekarang adalah era demokrasi, bukan feodal" harap Budiman yang menjadi salah satu tokoh aktivis 1998.

Tanda-tanda zaman, yakni munculnya era internet dan terutama media sosial, lanjut Budiman, sudah menyediakan peluang bagi anak muda untuk tampil. "Di zaman media sosial seperti sekarang, kepemimpinan dan potensi kepemimpinan bisa ditunjukkan secara meluas serta diuji dengan banyak diskusi. Potensi ini dapat dimanfaatkan calon pemimpin muda karena mereka biasanya melek teknologi informasi. Sedangkan kaum gerontokrat biasanya enggan memasuki wilayah dialog politik lewat media sosial," papar Budiman.


sumber : MICOM

Berita Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar