Biadab! Perampok Sikat Harta & Perkosa Ibu Guru...

Kutai - Seorang ibu guru di Kutai Kartanegara, Kaltim dirampok dan diperkosa 5 pelaku di rumahnya. Saat Baca Lagi ...

Perkosa & Bunuh Bocah 3 Tahun, Pria India Dihukum...

New Delhi, - Seorang pria berusia 56 tahun divonis mati oleh pengadilan India karena memperkosa dan Baca Lagi ...

Check In Bareng Dua ABG, Ketua RT Ditemukan Tewas...

JAKARTA - Jajat Sudrajat (48), ditemukan tak bernyawa di Hotel Rio, Jl. Jatinegara Timur 2 No. 7, Baca Lagi ...

Inilah Pesaing Terberat Indonesia di ajang Pemilihan...

JAKARTA - Inilah Ji Dan Xu, 22, wanita cantik bermata rada sipit asal China yang disebut-sebut bakal jadi Baca Lagi ...

Lebih Dari 100 Makam Dirampok, Jasadnya Digunakan...

Porto-Novo - Lebih dari 100 makam di sebuah kompleks kuburan di Benin, Afrika Barat dibongkar dan dirampok Baca Lagi ...

Kronologi Penembakan Wartawan TVRI

Minggu, 18 Maret 2012 | 09:09

Kepergian Djuli Elfano (47), wartawan senior TVRI, menyisakan duka mendalam bagi sang istri, Rika Setyawati (tengah). Djuli tewas ditambak perampok yang hendak merampas sepeda motornya di depan rumah.
Djuli Elfano (47), wartawan senior TVRI tewas ditembak perampok pada Sabtu (17/3/2012). Djuli roboh seketika di depan rumahnya di Perumahan Vila Bintaro Indah, Jombang, Tangerang Selatan.

Pria yang sudah bergabung dengan TVRI sejak tahun 1986 itu sempat dilarikan ke rumah sakit terdekat namun nyawanya tak tertolong lagi.

Kepergian Djuli meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga kecilnya. Ia pergi meninggalkan seorang
istri bernama Rika Setyawati (42) dan dua orang putra, yakni Jelang Ramadhan (17) dan Kenang Jenaya (14).

Seluruh anggota keluarganya ada di dalam rumah saat perampok menembaki Djuli tepat di bawah ketiak kirinya.

Jelang, anak tertua Djuli, menceritakan bahwa peristiwa itu membuat sekeluarganya syok. Tidak ada yang menyangka kalimat Djuli yang mohon pamit untuk membeli aki mobil ke luar rumah akan menjadi kalimat terakhir yang didengarnya.

"Kejadiannya sekitar pukul 13.30 WIB. Sebenarnya nggak ada saksi siapa pun. Saya lagi di dalam, adik dan mama juga di dalam," ungkap Jelang, Sabtu malam, di kamar jenazah RS Fatmawati, Jakarta.

Saat itu, ayahnya memang sempat mengatakan akan pergi sebentar keluar rumah untuk membeli aki mobilnya yang rusak. "Dia tanya ke adik saya soal motor karena mau dipakai Papa. Kata adik saya, udah dikeluarin di depan rumah," tutur Jelang.

Setelah itu, ayahnya pun bergegas keluar rumah. "Tiba-tiba ada suara 'dar' sangat keras. Adik saya keluar dan langsung teriak minta tolong. Pas saya keluar, Papa sudah tergeletak dan darah udah ngucur," ucapnya.

Jelang mengaku ia dan adiknya sama sekali tidak melihat siapa pelaku yang tega menghabisi ayahnya itu. Tetapi, ada salah seorang tetangga, kata Jelang, yang melihat gerak-gerik mencurigakan pasca suara tembakan itu.

"Teman saya ada yang lihat anak muda bawa motor kayak orang kepanikan. Saking paniknya, dia bahkan terjatuh dari motornya. Tapi setelah itu dia cepat-cepat pergi," ucap Jelang.

Jelang sendiri ketika itu tengah sibuk menolong ayahnya yang sudah sulit bernapas. "Napasnya udah kecil, dikit. Langsung kita bawa ke rumah sakit, tapi ternyata Papa sudah nggak ada," ujar Jelang yang baru saja tamat SMA ini.

Tetangga korban, Yudha Yudhistira, juga mengaku mendengar satu kali letusan. "Korban sepertinya mempertahankan motor milik anaknya yang akan dibawa lari perampok," kata Yudha, yang sempat menolong korban.

sumber : kompas

Berita Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar