Biadab! Perampok Sikat Harta & Perkosa Ibu Guru...

Kutai - Seorang ibu guru di Kutai Kartanegara, Kaltim dirampok dan diperkosa 5 pelaku di rumahnya. Saat Baca Lagi ...

Perkosa & Bunuh Bocah 3 Tahun, Pria India Dihukum...

New Delhi, - Seorang pria berusia 56 tahun divonis mati oleh pengadilan India karena memperkosa dan Baca Lagi ...

Check In Bareng Dua ABG, Ketua RT Ditemukan Tewas...

JAKARTA - Jajat Sudrajat (48), ditemukan tak bernyawa di Hotel Rio, Jl. Jatinegara Timur 2 No. 7, Baca Lagi ...

Inilah Pesaing Terberat Indonesia di ajang Pemilihan...

JAKARTA - Inilah Ji Dan Xu, 22, wanita cantik bermata rada sipit asal China yang disebut-sebut bakal jadi Baca Lagi ...

Lebih Dari 100 Makam Dirampok, Jasadnya Digunakan...

Porto-Novo - Lebih dari 100 makam di sebuah kompleks kuburan di Benin, Afrika Barat dibongkar dan dirampok Baca Lagi ...

Heboh Istri Gubernur Bank Sentral Raup Rp 580 juta dari Main Valas

Kamis, 05/01/2012 14:49

Kashya dan Phillip Hildebrand
Zurich - Gubernur Bank Sentral Swiss Philipp Hildebrand sedang mendapat sorotan tajam. Bukan karena kebijakannya, namun karena perdagangan valas istrinya sehingga bisa meraup untung hingga ratusan juta rupiah.

Adalah Kashya Hildebrand, mantan pialang dan juga pemilik galeri seni Zurich yang membuat pengakuan dirinya merasa sangat hebat dengan investasi yang dilakukannya pada akhir Agustus lalu. Tabloid lokal, Blick melaporkan, istri Philipp itu berhasil meraup gain hingga 60.000 franc swiss atau sekitar US$ 64.000 (sekitar Rp 680 juta) atas perdagangan mata uang senilai 500.000 franc.

"Apa yang memotivasi saya untuk membeli dolar adalah fakta bahwa ia telah mencapai titik terendahnya dan hampir sangat murah," ujar Kashya dalam wawancaranya dengan sebuah televisi Swiss dan dilansir oleh
Reuters, Kamis (5/1/2012).

"Karena saya telah bekerja di industri finansial dan perbankan selama lebih dari 15 tahun dan selalu mengamati pasar, saya merasa mudah dengan transaksi ini," tambahnya lagi.

Transaksi itu dilakukan hanya 3 minggu sebelum Philipp membuat keputusan untuk membatasi pergerakan franc guna menghindari fluktuasi mata uang yang berlebihan.

Bank Nasional Swiss telah melakukan investigasi atas perdagangan yang dilakukan istri gubernurnya dan pada bulan lalu mengatakan hal itu tidak melanggar aturan internal.

Auditor PriceWaterhouseCoopers (PwC) mengatakam Phillip tidak mengetahui kesepakatan yang dilakukan istrinya pada 15 Agustus lalu, namun sehari kemudian ia mengatakan kepada Bank Sarasin dalam sebuah email bahwa seluruh kesepakatan di masa mendatang memerlukan persetujuannya. Ia menyalin aturan tersebut di Departemen Kepatuhan Bank Nasional Swiss untuk kebijakan yang baik.

Peringatan itu memang dijalankan. Menurut PwC, pada 7 September, Departemen Kepatuhan Bank Nasional Swiss mengatur perdagangan semacam itu tidak boleh terulang. Aturan pembatasan pergerakan franc sendiri ditetapkan pada 9 September.

"Seseorang dapat menyebut ini sebagai perdagangan yang berisiko," jelas PwC dalam sebuah laporannya.

Namun bukan masalah investasi yang menghebohkan. Aksi Kashya itu justru menimbulkan hiruk pikuk seputar kerahasiaan bank. Pasalnya, transaksi yang dilakukan Kashya itu bisa bocor meskipun seharusnya menjadi kerahasiaan bank.

Seperti diketahui, Swiss selama ini dikenal sebagai negara dengan kerahasiaan bank yang superketat. Dan ketika data transaksi seorang nasabah terungkap, maka hal itu menjadi sebuah masalah besar. Apalagi data tersebut jatuh ke rival politik Hildebrand, Christoph Blocher yang pertama kali mengungkapkan masalah ini.

Bank Sarasin mengaku telah memecat seorang staf IT karena kebocoran data transaksi Kashya itu dan meminta maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan karyawannya.

"Bank menyesalkan penyalahgunaan data rahasia bank untuk tujuan politik dalam istilah yang mungkin paling kuat," jelas Bank Sarasin dalam pernyataannya.

Data itu dibocorkan kepada pengacara Christoph Blocher, lawan politik Hildebrang. Blocher sebelumnya mendesak Hildebrand mengundurkan diri karena dinilai gagal meredam penguatan franc Swiss karena investor berbondong-bondong mencari 'safe-haven' akibat krisis di Eropa. Namun ia mengaku tak mau berkomentar tentang pelanggaran perdagangan itu.

"Ada waktunya berbicara, ada waktunya diam, dan sekarang adalah waktunya bagi saya untuk diam," ujarnya.

Phillop Hildebrand bertemu dengan Kashya, warga negara AS yang lahir di Pakistan ketika mereka sama-sama bekerja di manajer investasi Moore Capital.

Hildebrand selama ini dikenal sebagai bankir yang sangat dihormati dan mendapatkan penghargaan karena berhasil menjaga sistem perbankan Swiss di tengah badai krisis Eropa. Rencananya, Hildebrand akan buka mulut soal masalah ini pada Kamis.

sumber : detik

Berita Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar