Kamis, 26 April 2012 | 18:19
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Prya Ramadhani hadir dalam dialog interaktif Incumbent atau Figur Baru, di Jakarta Media Center, Gedung Dewan Pers, Jakarta, Selasa (6/3/2012). |
Hal ini diungkapkan Ketua DPD Partai Golkar DKI, Prya Ramadhani, Kamis (26/4/2012), saat dijumpai di Istoran Senayan, Jakarta. "Kalau di Golkar, mereka ini pengurus tingkat RW. Pengurus ya, jadi bukan Ketua RT atau RW, saya sangat sayangkan komentar dia (Fauzi Bowo) nggak ngerti," ucapnya.
Ia juga menyayangkan pernyataan Foke, sapaan akrab Fauzi Bowo, yang seolah-olah menyalahkan pihak NoeSa. "Padahal, sebagai incumbent dia itu punya akses ke RT/RW. Dia bisa lakukan segalanya saat
kampanye. Bahkan mereka dibawa ke Puncak itu buat apa?" kata Prya.
kampanye. Bahkan mereka dibawa ke Puncak itu buat apa?" kata Prya.
Menurut Prya, tidak semua pengurus RT atau RW yang puas dengan kebijakan pemerintah daerah sekarang. Misalnya saja soal dana operasional yang dijanjikan meningkat. "Saya dengar ke ketua RT naiknya dijanjikan Rp 300.000, ternyata mereka kecewa kok naiknya cuma Rp 50.000," tutur Prya.
Sejak bulan April 2012, honor Ketua RT/RW meningkat Rp 50.000. Dengan demikian, jika para Ketua RT biasa menerima honor Rp 600.000, kini naik menjadi Rp 650.000. Begitu pun Ketua RW yang biasa menerima honor Rp 750.000, naik menjadi Rp 800.000. Di tangan Alex Noerdin, kata Prya, akan ada peningkatan dana operasional RT/RW.
"Dari Pak Alex memang menginginkan dana operasional RT/ RW ditingkatkan, kalau sekarang kurang. Operasional tapi bukan gaji. Mereka ujung tombak harus lebih dari pada yang sekarang dan tidak boleh RT/RW dirapel seperti sekarang ini," katanya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Fauzi Bowo mempertanyakan berdirinya Paguyuban RT/RW yang dibentuk oleh bakal calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) Alex Noerdin-Nono Sampono. Terlebih, dikatakan Fauzi, perangkat RT/RW merupakan salah satu perangkat pemerintahan di Provinsi DKI.
"Seharusnya yang tidak benar jangan diikuti. Itu pembentukannya saja sudah ngawur," ujar Fauzi Bowo saat ditemui seusai menghadiri pengukuhan tim bayangan DKI Jakarta untuk PON ke-18, di GOR Soemantri Brodjonegoro, Minggu (22/4/2012).
Dikatakan Foke, sapaan akrab Fauzi Bowo, perangkat RT/RW dipilih langsung oleh masyarakat Jakarta. Dan, tidak bisa begitu saja dijadikan ke dalam satu wadah paguyuban. "Apalagi namanya Paguyuban RT/RW. Memang masyarakat yang memilih perangkat itu, semuanya setuju dengan pembentukan paguyubannya?" kata Fauzi seraya mempertanyakan hal tersebut.
Diungkapkan Fauzi, baru di masa kepemimpinan dirinya sebagai Gubernur DKI perangkat RT/RW mendapatkan dana operasional. Sehingga keberadaannya memang diakui secara sah oleh Pemprov DKI. "Baru pada masa saya saja RT/RW di Jakarta mendapat dana operasional. Jadi, tidak ada alasan untuk melayani orang-orang seperti itu (Alex-Nono)," kata Fauzi
sumber : kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar