Biadab! Perampok Sikat Harta & Perkosa Ibu Guru...

Kutai - Seorang ibu guru di Kutai Kartanegara, Kaltim dirampok dan diperkosa 5 pelaku di rumahnya. Saat Baca Lagi ...

Perkosa & Bunuh Bocah 3 Tahun, Pria India Dihukum...

New Delhi, - Seorang pria berusia 56 tahun divonis mati oleh pengadilan India karena memperkosa dan Baca Lagi ...

Check In Bareng Dua ABG, Ketua RT Ditemukan Tewas...

JAKARTA - Jajat Sudrajat (48), ditemukan tak bernyawa di Hotel Rio, Jl. Jatinegara Timur 2 No. 7, Baca Lagi ...

Inilah Pesaing Terberat Indonesia di ajang Pemilihan...

JAKARTA - Inilah Ji Dan Xu, 22, wanita cantik bermata rada sipit asal China yang disebut-sebut bakal jadi Baca Lagi ...

Lebih Dari 100 Makam Dirampok, Jasadnya Digunakan...

Porto-Novo - Lebih dari 100 makam di sebuah kompleks kuburan di Benin, Afrika Barat dibongkar dan dirampok Baca Lagi ...

Pencitraan Dahlan Iskan Runtuh di Panja Hulu Listrik

 Rabu, 14 November 2012 08:09

Mantan Dirut PLN yang kini menjabat Meneg BUMN, Dahlan Iskan (dua kiri), bernostalgia dengan karyawan PLN saat menghadiri rapat dengar pendapat bersama Komisi VII DPR RI, di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (13/11/2012). RDP yang juga dihadiri Ketua BP Migas, R Priyono, Menteri ESDM, Jero Wacik, dan Dirut PLN, Nur Pamudji, meninta penjelasan dan verifikasi kepada mantan Direktur Utama PLN, Dahlan Iskan, atas audit Badan Pemeriksa Keuangan, terkait temuan inefisiensi PLN sebesar Rp37 triliun.
JAKARTA--Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) banyak menuding Menteri BUMN Dahlan Iskan memainkan pencitraan dalam setiap aktifitasnya. Termasuk, tudingan Dahlan mengenai adanya oknum DPR yang memeras BUMN, dinilai tak lepas dari pencitraan.

Dalam rapat kerja di Panja Hulu Listrik, dan Komisi VII DPR, Selasa (13/11/2012), saat membahas temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) soal inefisiensi PLN dibawah kepemimpinan Dahlan Iskan sebesar Rp37,6 triliun, para anggota DPR mengungkapkan soal pencitraan yang dibuat Menteri BUMN itu.

Namun, pencitraan yang selama ini dibangun Dahlan Iskan "runtuh" di Panja Hulu Listrik, saat anggota Komisi VII DPR mengungkit-ungkit dan mempertanyakan seputar Pembangkit Listrik miliknya di Kalimantan Timur. Suara Dahlan pun meninggi, raut mukanya menegang menanggapi rentetan pertanyaan DPR mengenai bisnisnya itu.


"Kamu lihat sendiri tadi kan, ketika ditanya tentang genset, tentang pembangkit milik dia, dia marah-marah. Coba yang mengena tentang dirinya sendiri kan marah-marah dia. Itu coba lihat sekuat mana, sampai berapa lama sih pencitraan, kepalsuan artivisual itu?"ungkap Ketua Panja Hulu Listrik Komisi VII DPR, Effendi Simbolon, usai Rapat di gedung DPR, Jakarta, Selasa (13/11/2012).

"Kami bukan punya ilmu penyidik loh, ini hanya verifikasi. Maka, verifikasilah di ruang konstisional. Kami tidak menuduh, ini kan semua berdasarkan temuan BPK," tambahnya.

Emosi Dahlan terlihat saat Rapat Kerja Panja Hulu Listrik Komisi VII DPR, Selasa (13/11/2012) kemarin yang memverifikasi temuan BPK mengenai inefisiensi PLN sebesar Rp37,6 triliun pada masa kepemimpinannya. Saat itu Dahlan menjawab rangkaian pertanyaan anggota wakil rakyat seputar temuan BPK.

Tepatnya, saat anggota Komisi VII, Alimin Abdullah mempertanyakan mengenai kepemilikan PLTU milik Perusahaan Dahlan Iskan di Kalimantan Timur (Kaltim).

"Kami punya genset di Kalimantan Timur, begitu? Bapak bisa mempertanggungjawabkan itu?" tantang Dahlan dengan nada suara meninggi dan raut wajah yang tegang menanggapi pernyataan anggota dewan itu.

Alimin menjawab, saat Panja Hulu Listrik kunjungan kerja ke Kaltim kepemilikan Pembangkit Listrik Dahlan Iskan terungkap dari informasi masyarakat, muspida dan Gubernur Kaltim sendiri. Meski saat itu, semua staf PLN yang hadir saat itu, tidak mengakui adanya Pembangkit Listrik milik mantan Dirut PLN di Kaltim.

"Tetapi ketika saya diminta memimpin rapat saat di depan gubernur, yang saat itu diwakili wakil Gubernur, itu mereka bilang ada, dan itu bekerjasama dengan Perusda (Perusahaan Daerah) Kaltim. Mereka mengeluarkan dana Rp120 miliar," bebernya menanggapi tantangan Dahlan.

Bahkan, Gubernur Kaltim pun menjumpai Panja Hulu Listrik di Bandara saat akan meninggalkan Kaltim. Gubernur bahkan mengklarifikasi bahwa sebenarnya memang betul ada pembangkit milik Dahlan Iskan yang bekerjasama dengan grup Perusda Kaltim. Dan selama itu pula, pemda tidak pernah ada untung yang terjadi.

"Sebenarnya saya tidak mau membuka itu. Tapi kalau bapak minta seperti itu. Kita tanya kepada PLN saat itu, tapi PLN menutup itu. Tapi ketika di Pemda terbuka semua tanpa harus kita minta. Dan Gubernur menyatakan iya. Ini kan fakta ngapain kita tutup-tutupan. Dan saya siap mempertanggungjawabkannya," tegasnya Alimin. beberapa anggota Komisi VII lainnya dari FPKB, Nur Yasin dan Effendi Simbolon mengamininya, dan disambut tepuk tangan anggota Komisi VII.

Dahlan kemudian meminta untuk disamakan pengertian mengenai genset. Menurutnya, yang ada di Kaltim adalah PLTU. Dan sejak adanya PLTU itu PLN diuntungkan, paling tidak Rp1,5 triliun.

Kalau Pemda Kaltim belum mendapat keuntungan atas kerjasama tersebut, katanya, itu disebabkan oleh tarif beli listriknya murah sekali. Aturannya, imbuhnya, keuntungan yang seharusnya dilihat pemda Kaltim adalah ekonomi mikro. Dengan adanya listrik itu ekonomi daerah bertumbuh.

"Sehingga sebaiknya kita menyamakan persepsi kita bahwa tidak semua pembangkit itu genset. Genset ini kan kesannya menggunakan BBM kemudian boros. Sebaiknya kita memahami masalah-masalah kelisrikan sehingga yang seperti ini tidak terjadi lagi," tegasnya.

Keterangan Dahlan itu ditimpali lagi oleh Alimin. "Supaya jangan salah. Saya tidak pernah menyebut genset pak. Pembangkit," Kata Alimin yang ditanggapi Dahlan Iskan lagi.

"bapak yang disana menyebut genset. Kalau pak Alimin saya tahu kalau pak Alimin sangat tahu," tegas Dahlan.

"Bahkan juga pernah membangun pembangkit. Jadi, tak usah kita saling bodoh-bodohanlah. Kita juga mengertilah tentang pembangkit walau tidak sepintar pak Dahlan. Yang saya tanya itu jelas Pembangkit. Kita tidak mau ribut-ribut. Kalau bapak menantang ayo mari. Kita suka juga begitu biar terbuka. Tidak ada saya sebutkan genset," balas Alimin.

Setelah perdebatan itu Effendi Simbolon selaku Ketua Panja memberikan kronologis mengenai fakta kunjungan kerja DPR ke Kaltim beberapa waktu lalu. Saat itu tidak ada satu pun staf PLN yang memberikan konfirmasi mengenai keberadaan Pembangkit Listrik milik Dahlan Iskan.

Namun, pada hari berikutnya, saat pertemuan dengan Pemda dan Muspida dan ditambah lagi keterangan dan data dari Gubernur Kaltim yang mengkonfirmasi adanya Pembangkit Listrik milik Dahlan.

"Itu jelas saat itu, dikatakan itu milik pak Dahlan. Dan ketika pak Dahlan menjadi Dirut PLN kemudian di-upgrade itu, menjadi untung. Kalau mau detailnya, saya bisa kasih tahu pak," ujar Effendi.
"Akhirnya pak Dahlan emosi juga. Manusiawi juga. Tidak bisa juga terlampau over acting juga kan pak," Effendi menambahkan.

sumber : tribun

Berita Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar