Biadab! Perampok Sikat Harta & Perkosa Ibu Guru...

Kutai - Seorang ibu guru di Kutai Kartanegara, Kaltim dirampok dan diperkosa 5 pelaku di rumahnya. Saat Baca Lagi ...

Perkosa & Bunuh Bocah 3 Tahun, Pria India Dihukum...

New Delhi, - Seorang pria berusia 56 tahun divonis mati oleh pengadilan India karena memperkosa dan Baca Lagi ...

Check In Bareng Dua ABG, Ketua RT Ditemukan Tewas...

JAKARTA - Jajat Sudrajat (48), ditemukan tak bernyawa di Hotel Rio, Jl. Jatinegara Timur 2 No. 7, Baca Lagi ...

Inilah Pesaing Terberat Indonesia di ajang Pemilihan...

JAKARTA - Inilah Ji Dan Xu, 22, wanita cantik bermata rada sipit asal China yang disebut-sebut bakal jadi Baca Lagi ...

Lebih Dari 100 Makam Dirampok, Jasadnya Digunakan...

Porto-Novo - Lebih dari 100 makam di sebuah kompleks kuburan di Benin, Afrika Barat dibongkar dan dirampok Baca Lagi ...

Alasan Yulianis & Rina Memakai Cadar: Kami Takut Pak Nazar Simpan Uangnya di 2 Perusahaan di Singapura

Sabtu, 28/01/2012 14:59

Alasan Yulianis & Rina Memakai Cadar: Kami Takut Pak Nazar 

Jakarta - Cadar melindungi Yulianis dan Oktarina dari Nazaruddin. Kokbisa? Ya, dua perempuan ini tidak ingin wajah mereka dikenali orang-orang eks mantan bendahara umum Partai Demokrat itu.

"Cadar hanya kami pakai di persidangan," terang Yulianis menjelaskan saat ditemui di Pengadilan Tipikor, Jumat (27/2/2012) malam.

Yulianis dan Oktarina tampak ketakutan saat bercerita. Mereka mengaku, kasus Nazaruddin ini benar-benar menganggu ketenangan hidup mereka

"Kami berdua takut Pak Nazar. Kalau kamu tidak pakai cadar, nanti wajah kami terpampang dan kelompok Pak Nazar bisa mengejar-ngejar kami," terang Rina menyambung ucapan Yulianis.

Keduanya kini merasa sedikit lebih lega. Petugas kepolisian kini memberi pengawalan. Niat mereka ingin membantu agar kasus ini cepat selesai dan semua bisa
terpapar kebenarannya.

"Saya pakai jilbab sejak 1994, kalau Rina sejak 2011," ungkap Yulianis.

Keduanya menuturkan, soal intimidasi dan tekanan yang mereka dapat. Rina yang merupakan anak buah Yulianis di Permai Grup di divisi keuangan mengaku, pernah sekelompok preman datang ke rumahnya dan meneror dengan mengikuti adiknya hingga ke tempat kuliah.

"Saat ini kami masih dilindungi keluarga, dan dibantu KPK. Kami belum dapat perlindungan LPSK," terang Rina yang sempat diajak kabur ke Singapura oleh Neneng saat kasus Wisma Atlet meledak pada April 2011 lalu. Namun kemudian Rina memilih meninggalkan Singapura.

Kedua saksi ini begitu penting dalam mengungkap kasus Nazaruddin. Keduanya memegang data transaksi Nazaruddin dan semua pihak, umumnya para politisi.

"Banyak transaksinya, tapi saya tidak ingat nama-nama politisinya, datanya semua ada," terang Yulianis.

Tawa sesekali pecah dari kedua ibu ini. Mereka sengaja ingin menemui wartawan dan berbagi kisah. Mereka tidak ingin dicap yang tidak-tidak karena cadar yang dipakai. Dalam obrolan itu, keduanya sesekali mengucap kata Demi Allah untuk meyakinkan bahwa ucapan mereka benar. Bahkan tidak sungkan untuk bersumpah di atas Al Quran.

"Pak Nazar kalau mau memfitnah orang jangan bawa-bawa nama kami. Tolong Jantan, kami tuh capek," pesan keduanya.

Sementara itu Nazaruddin yang ditemui usai persidangan, saat dikonfirmasi membantah telah melakukan intimidasi.

"Ngapain saya intimidasi," jelas Nazar.

Nazaruddin Simpan Uangnya di 2 Perusahaan di Singapura


Jakarta - Nazaruddin pintar menyembunyikan uangnya. Kala proyek-proyeknya mengalirkan keuntungan dia pun menaruh uangnya di Singapura.

"Ada 2 perusahaan di Singapura, Ampi IT dan Talent Center," kata mantan staf Nazaruddin di Permai Grup, Oktarina atau Rina saat ditemui di Pengadilan Tipikor, Jumat (27/1/2011) malam.

Oktarina atau Rina bekerja di bagian keuangan. Sesaat setelah kasus Wisma Atlet diungkap KPK pada 21 April 2011 lalu, dia 'diungsikan' Nazaruddin ke Singapura.

"Kata Ibu Neneng (istri Nazaruddin) saya di sana agar mengajari staf perusahaan itu," jelas Rina yang sempat hendak dibuatkan izin bekerja di Singapura.

Rina tinggal di sebuah hotel di negeri Singa itu, sedang Nazaruddin bersama Neneng dan anak-anaknya menetap di apartemen yang tidak jauh dari hotel itu. Nazaruddin dan istri kerap mengajaknya makan di restoran sanghala dan Garuda.

Pada akhir Mei 2011, Rina meninggalkan Singapura. Dia kabur dari Nazaruddin.

"2 Perusahaan itu tidak ada kerjanya. Hanya nama saja, yang kelola orang Singapura," terang Rina.

"Yang saya tahu saja, Pak Nazar mengirimkan uang US$ 5 juta, 2 juta Euro, dan 3 juta dollar Singapura ke rekening di sana untuk perusahaan itu," timpal Yulianis yang mendampingi Rina.

Kedua perempuan ini curhat kepada wartawan karena merasa selalu dipojokkan Nazaruddin. Kini keduanya pun meminta perlindungan LPSK dan KPK.

Sedang Nazaruddin yang dikonfirmasi usai persidangan pada Jumat malam, membantah soal kepemilikan perusahaan itu.

"Kalau di Singapura silakan cek perusahaannya, tunjukkan aktenya," terang Nazaruddin.


sumber : detik

Berita Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar