Biadab! Perampok Sikat Harta & Perkosa Ibu Guru...

Kutai - Seorang ibu guru di Kutai Kartanegara, Kaltim dirampok dan diperkosa 5 pelaku di rumahnya. Saat Baca Lagi ...

Perkosa & Bunuh Bocah 3 Tahun, Pria India Dihukum...

New Delhi, - Seorang pria berusia 56 tahun divonis mati oleh pengadilan India karena memperkosa dan Baca Lagi ...

Check In Bareng Dua ABG, Ketua RT Ditemukan Tewas...

JAKARTA - Jajat Sudrajat (48), ditemukan tak bernyawa di Hotel Rio, Jl. Jatinegara Timur 2 No. 7, Baca Lagi ...

Inilah Pesaing Terberat Indonesia di ajang Pemilihan...

JAKARTA - Inilah Ji Dan Xu, 22, wanita cantik bermata rada sipit asal China yang disebut-sebut bakal jadi Baca Lagi ...

Lebih Dari 100 Makam Dirampok, Jasadnya Digunakan...

Porto-Novo - Lebih dari 100 makam di sebuah kompleks kuburan di Benin, Afrika Barat dibongkar dan dirampok Baca Lagi ...

PSK di Kemayoran Tak Peduli Ramadhan

Sabtu, 4 Agustus 2012 | 14:09

Meski bulan puasa, geliat esek-esek di Jl. Raya Bekasi Timur, Jatinegara, Jakarta Timur, tetap terasa. Dari pukul 21.00 WIB, kupu-kupu malam tersebut mangkal dan menjajakan diri kepada pengendara kendaraan bermotor yang lewat.
Waktu baru menunjukkan pukul 19.00, satu-persatu deretan perempuan bergincu tebal dan berpakaian seksi sudah mulai muncul di sepanjang Jl Angkasa, Kemayoran, Jakarta Pusat.

Mereka seolah acuh terhadap suara kumandang azan Isya yang bersumber dari sebuah mesjid tak jauh dari tempatnya menjajakan diri. Bahkan di malam bulan Ramadhan ini.

Sebagian besar dari mereka tampak asyik bersolek di tengah terangnya lampu penerangan jalan.

Nina (29) perempuan muda asal Baturaja,Sumatera Selatan, tampak berdiri di sebuah halte dengan sebatang rokok putih mentol di tangan berharap ada laki-laki iseng mampir dan mengajaknya berkencan.

Wanita berperawakan sedang yang malam itu memakai rok mini warna kuning, berbalut kaos dan ditutup syal warna coklat sangat asyik diajak ngobrol.

Dirinya mengaku terpaksa menjalani profesi hina ini, sudah berjalan dua tahun, demi memenuhi kebutuhan dua anaknya yang masih berusia 4 tahun dan 6 tahun, setelah bercerai dengan suaminya dengan alasan sudah tidak
ada kecocokan di antara mereka.

"Kerja macam gini capek bang, tetapi ya gimana lagi demi menyenangkan dan memenuhi biaya anak-anak saya lakukan ini," tutur Nina dengan nada santai.

Sebelum dirinya terjun ke lembah hitam, Nina mengaku jika dulunya dia bekerja di sebuah toko baju sebagai sales promotion girls (SPG), namun karena gajinya tidak bisa mencukupi kebutuhannya dia terpaksa keluar.

Nina menambahkan jika lagi nasib baik dan Dewi Fortuna sedang berpihak dirinya, semalam bisa bisa mendapatkan 2-3 pelanggan, dengan tarif sekali kencan Rp 250.000 termasuk sewa kamar hotel.

Tetapi jika lagi ketemu apes terkadang hingga larut malam tidak satupun pelanggan yang mendekat.

Beberapa unit mobil patroli pihak berwajib tampak berkeliling sepanjang Kota Bandar Kemayoran, namun tampaknya para wanita-wanita malam tidak ambil pusing.

"Kalau razia memang sering dan itu sudah resiko, biasanya kami kucing-kucingan dengan petugas. Pernah suatu ketika saya tertangkap dan ditahan selama 15 hari di Panti Sosial Cipayung, namun keluar lagi setelah membayar uang tebusan sebesar Rp 1 juta," terang Nina dengan logat Sumatera Selatan yang kental.

Bukannya tidak jera setelah keluar dari panti sosial, dirinya kembali menjalani profesinya lagi sebagai wanita penghibur, karena mau kerja bingung kerja apa dan jika usaha dirinya tidak punya modal.

Padahal di dalam panti sosial sebenarnya sudah diajari berbagai keterampilan baik menjahit, membuat berbagai kerajinan tangan hingga belajar sholat dan mengaji.

Untuk menjaga dari ancaman penyakit menular seks (PMS), Nina mengaku melakukan kontrol kesehatan ke klinik langganannya dengan biaya 100.000 belum termasuk obat-obatannya.

Mengakhiri perbincangan Nina berujar suatu ketika petualangan dirinya di lembah hitam akan berakhir dan bisa mengumpkan modal untuk usaha, demi masa depan anaknya.

Selama ini dirinya harus berbohong kepada kedua anaknya yang tiap malam harus tidur bersama pembantunya di sebuah rumah kontrakan, untuk kerja di sebuah rumah makan di Bilangan Kemayoran, Jakarta Pusat.

sumber : kompas

Berita Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar