Biadab! Perampok Sikat Harta & Perkosa Ibu Guru...

Kutai - Seorang ibu guru di Kutai Kartanegara, Kaltim dirampok dan diperkosa 5 pelaku di rumahnya. Saat Baca Lagi ...

Perkosa & Bunuh Bocah 3 Tahun, Pria India Dihukum...

New Delhi, - Seorang pria berusia 56 tahun divonis mati oleh pengadilan India karena memperkosa dan Baca Lagi ...

Check In Bareng Dua ABG, Ketua RT Ditemukan Tewas...

JAKARTA - Jajat Sudrajat (48), ditemukan tak bernyawa di Hotel Rio, Jl. Jatinegara Timur 2 No. 7, Baca Lagi ...

Inilah Pesaing Terberat Indonesia di ajang Pemilihan...

JAKARTA - Inilah Ji Dan Xu, 22, wanita cantik bermata rada sipit asal China yang disebut-sebut bakal jadi Baca Lagi ...

Lebih Dari 100 Makam Dirampok, Jasadnya Digunakan...

Porto-Novo - Lebih dari 100 makam di sebuah kompleks kuburan di Benin, Afrika Barat dibongkar dan dirampok Baca Lagi ...

Google Tolak Hapus Video Kontroversi di YouTube

Minggu, 16 September 2012 14:09

San Francisco - YouTube memang telah memblokir akses ke video 'Innocence of Muslims' di sejumlah negara termasuk Indonesia, namun setelah melakukan peninjauan, Google mengonfirmasikan, video kontroversial tersebut akan tetap ada di YouTube.

Artinya, video penghinaan agama itu masih bisa diakses di negara lain. Pasalnya, secara umum YouTube masih menganggapnya tidak melanggar pedoman layanan mereka.

"Kami bekerja keras menciptakan sebuah komunitas yang bisa dinikmati setiap orang dan memungkinkan mereka mengekspresikan opini berbeda," demikian alasan juru bicara Google selaku pemilik situs berbagi video
tersebut.

Google menyadari, hal ini memang akan menjadi tantangan, karena konten yang dianggap tidak apa-apa di sebuah negara, mungkin menyinggung di negara lain.

Gedung Putih pun sudah meminta Google untuk meninjau video yang memancing protes di kalangan umat muslim terutama di Timur Tengah tersebut dan mengharuskan Google menentukan apakah konten di video itu melanggar aturan atau tidak.

"Video yang beredar luas ini masih dalam koridor aturan kami. Dengan demikian, tetap akan ada di YouTube. Namun demikian, kami membatasi aksesnya di negara-negara yang tidak menginginkannya seperti India, Indonesia, Libya dan Mesir," demikian pernyataan Google.

Dilansir New York Times dan dikutip detikINET, Minggu (16/9/2012), Google mengatakan keputusannya tersebut konsisten dengan kebijakan berkaitan dengan konten kontroversial tahun 2007, dimana Google bisa bertindak tak hanya berdasarkan kebijakan hukum miliknya tetapi juga norma kultural.

"Sebuah konten yang legal mungkin tidak bisa diterima di satu wilayah. Kami sangat memahami pengguna kami, maka kami berupaya menyesuaikannya dengan kebutuhan dan budaya setempat," kata Rachel Whetstone, Senior Vice President Communications and Public Policy di Google.

sumber : detik

Berita Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar